testing 2
Pendiri Hinduisme tidak diketahui dan titik
awalnya merujuk pada masa pra-sejarah. Hinduisme juga merupakan tradisi
religious utama yang tertua. Menurut Yong Choon Kim, Hinduisme juga seringkali
disebut sebagai agama ahistoris dan nonhistoris, karena tidak memiliki awal
sejarah dan tidak ada pendiri tunggal. Menurut tradisi, seseorang tidak dapat
menjadi seorang Hindu kecuali ia dilahirkan dalam keluarga Hindu.
Sebelum kata “Hindu” dan “Hinduisme”
diterima, ada istilah-istilah yang diperkenalkan oleh orang asing, yakni: orang
Persia, Yunani dan Inggris. Umat Hindu menyebut tradisi mereka sebagai Vaidika
Dharma, Artinya Dharmanya weda.[2]
Dalam bahasa Persia,
kata Hindu berakar dari kata Sindhu
(Bahasa
Sanskerta). Dalam Reg Weda, bangsa Arya menyebut wilayah
mereka sebagai Sapta Sindhu (wilayah dengan tujuh sungai di barat
daya anak
benua India, yang salah satu sungai tersebut
bernama sungai Indus).
Hal ini mendekati dengan kata Hapta-Hendu yang termuat dalam
Zend Avesta — sastra suci dari
kaum Zoroaster di Iran. Pada awalnya kata Hindu merujuk pada
masyarakat yang hidup di wilayah sungai Sindhu.
Hindu sendiri sebenarnya baru terbentuk setelah Masehi ketika beberapa kitab
dari Weda digenapi oleh para brahmana. Pada zaman munculnya agama Buddha, agama
Hindu sama sekali belum muncul semuanya masih mengenal sebagai ajaran Weda.[3]
Riwayat Hinduisme yang diketahui paling dini
terdapat pada peradaban Lembah Sungai Indus. Kata itu sendiri berasal dari
bahasa Sansekerta untuk Sungai Indus, Sidddhu,
kata yang oleh bangsa Persia kuno diucapkan sebagai “Hindu”. Tidak lama
sebelumnya kata itu digunakan untuk menyebut semua bangsa India pada umumnya,
tetapi sekarang kata itu hanya digunakan untuk menyebut pengikut Hinduisme.[4]
Agama
Hindu lahir dan berkembang pertama kalinya dilembah sungai suci Sindhu di
India. Agama Hindu adalah sebuah agama yang berasal dari anak benua India.
Agama ini merupakan lanjutan dari agama Weda (Brahmanisme)
yang merupakan kepercayaan sebangsa Indo-Iran (Arya). Agama ini diperkirakan muncul antara tahun
3102 SM sampai 1300 SM. Agama ini merupakan agama ketiga terbesar di dunia
setelah agama Kristen
dan Islam dengan
jumlah umat sebanyak hampir 1 miliar jiwa.
Penganut
agama Hindu sebagian besar terdapat di anak benua India.
Di sini terdapat sekitar 90% penganut agama ini. Agama ini pernah tersebar
di Asia
Tenggara sampai kira-kira abad ke-15,
lebih tepatnya pada masa keruntuhan Majapahit.
Mulai saat itu agama ini digantikan oleh agama Islam dan juga Kristen. Pada
masa sekarang, mayoritas pemeluk agama Hindu di Indonesia adalah
masyarakat Bali,
selain itu juga yang tersebar di pulau Jawa, Lombok, Kalimantan (Suku Dayak Kaharingan),
Sulawesi (Toraja dan Bugis - Sidrap).[5]
Agama ini timbul dari bekas–bekas runtuhan
ajaran–ajaran Weda dengan mengambil pokok pikiran dan bentuk–bentuk rupa India
purbakala dan berbagai kisah dongeng yang bersifat rohani yang telah tumbuh
disemenanjung itu sebelum kedatangan bangsa Arya. Dengan sebab ini para
peneliti menganggap Agama Hindu sebagai kelanjutan dari ajaran – ajaran Weda
dan menjadi bagian dari proses evolusinya. Menurut para sarjana, agama hindu
terbentuk dari campuran antara agama India asli dengan agama atau kepercayaan
bangsa Arya.[6]
Agama Hindu adalah suatu agama yang
berevolusi dan merupakan kumpulan adat-istiadat dan kedudukan yang timbul dari
hasil penyusunan bangsa Arya terhadap kehidupan mereka yang terjadi pada satu
generasi ke generasi yang lain sesudah mereka datang berpindah keIndia dan
menundukkan penduduk aslinya serta membentuk suatu masyarakat sendiri diluar
pengaruh penduduk asli itu.[7]
Sejarah agama Hindu dimulai dari zaman perkembangan
kebudayaan–kebudayaan besar di Mesopotamia dan Mesir. Karena rupanya antara
tahun 3000 dan 2000 sebelum Masehi dilembaga sungai Indus sudah ada bangsa–bangsa
yang peradapannya menyerupai kebudayaan bangsa Sumeria di daerah sungai Eufrat
dan Tigris, maka terdapat peradapan yang sama di sepenjang pantai dari laut
Tengah sampai ke Teluk Benggal. Penduduk India pada zaman itu terkenal sebagai
bangsa Dravida. Bangsa Dravida adalah bangsa yang berkulit hitam dan berhidung
pipih, berperawakan kecil dan berambut keriting. Sistem kepercayaan bangsa
dravida sebelum masuknya agama Hindu. Bangsa Dravida melahirkan budaya
pertapaan menyiksa diri yang beranggapan bahwa jiwa itu tidak sama dengan
badan, jika mereka menyatukan badan dengan jiwa maka itu dianggap sebagai
bentuk kekekalan. System kepercayaannya seperti orang meditasi, bertapa
mengembara, selimbat (tidak menikah), melatih fikiran, mencari jalan kematian
dan kelahiran (mencapai kebebasan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar