Senin, 27 Januari 2014

10 hurup suci (Dasa Aksara) yang ada pada tubuh manusia



BAB I
PENDAHULUAN
Meditasi ini sesungguhnya sudah dikenal sejak lama, mungkin sudah berkembang sejak jamannya Panca
Pandita, Beliau adalah:
1. Mpu Gnijaya.
2. Mpu Ghana.
3. Mpu Semeru.
4. Mpu Kuturan.
5. Mpu Baradah.
Adapun konsep meditasi ini mengajak kita untuk lebih memahami diri kita, dengan melakukan pengkajian kedalam diri bukan keluar, dari mulai membedakan mana tubuh dan mana roh, sampai merubah sifat tubuh menjadi sifat roh. Diharapkan ketika seseorang sudah berada pada tingkat mahir menerapkan meditasi ini, maka mereka akan merasakan tubuhnya yang diikat oleh sang roh, bukan sang roh yang diikat oleh sang tubuh.
Karena Sang Panca Pandita yang digunakan sebagai guru spiritual meditasi ini, maka si Penulis menekankan konsep Tri murti sebagai dasar keyakinannya, dan mewajibkan bagi mereka yang ingin mencoba menerapkan dan memperdalam meditasi 10 (dasa) aksara ini diwajibkan tangkil ( datang ) kecatur Kayangan untuk mohon restu kepada beliau.
Catur Kayangan yang dimaksud adalah:
• Pura Lempuyang, memohon restu kepada Mpu Gnijaya.
• Pura Besakih, memohon restu kepada Mpu Smeru.
• Pura Dasar Buana di Gelgel, memohon kepada Mpu Ghana.
• Pura Silayukti, Memohon restu kepada Mpu Kuturan.
Ajaran Tri murti dan meditasi 10 (dasa) aksara saling melengkapi, dimana mengajarkan kita memahami Tuhan dengan amat sederhana, dan menyederhanakan pikiran karena pikiranlah sumber dari segala keinginan, yang membawa kita pada penderitaan, bahkan kita semakin jauh dari tujuan hidup yaitu Moksa ( Pembebasan dari ketrikatan) dan tak jarang kita menjadi tidak percaya dengan Moksa(pembebasan) tersebut.
Trimurti dan Meditasi 10 (dasa) Aksara memberikan gambaran bahwa Hindu yang berkembang di Bali menjadi berbeda dengan yang ada di mana-mana, bahkan dengan yang ada di India, karena leluhur pendahulunya menggunakan aksara Dewa Nagari hasil perpaduan antara huruf Palwa dan sansekerta, akhirnya dari hasil persilangan tersebut melahirkan huruh baru menjadi:
A, Na, Ca, Ra, Ka, Da, Ta, Sa, Wa, La,
Ma, Ga, Ba, Tha, Nga, Pa, Dha, Ja, Ya, Nya.
Oleh Leluhur dijelaskan, bahwa dengan memahami huruf-huruf Dewa Nagari itu sesungguhnya kita bisa mengenal sekaligus memahami Tuhan dan ciptaanya. Karena aksara tersebut diatas, sesungguhnya simbul-simbul dari bentuk alam yang diciptakan Tuhan, sekaligus ada di dalam tubuh Manusia. Dan untuk memahami sifat alam dan penciptannya leluhur memadukan akasara.










BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Dasa Aksara
Aksara adalah Sepuluh huruf magis, banyak versi yang memuat tentang kekuatan Akasara ini, hampir semua Usadha Bali mencatat mengenai kehebatan dari aksara tersebut. Hurup-hurup suci yang merupakaran sumber dari alam semesta termasuk manusia adalah dasaaksara. mungkin sudah banyak yang sering mendengar kata Dasa Aksara ini, berikut ini akan diulas kembali Dasa Aksara tersebut.
Dengan pengertian seperti itu, maka arti dari dasa aksara ini adalah orang yang mempunyai tingkah laku dan pikiran (idep) yang luhur saja yang mampu mempergunakan beyu kekuatan dari Siwa. Dengan menyatukan tingkah laku dan pikirannya dia akan mampu mempergunakan dasa bayu untuk kesehjateraan buana alit dan buana agung.
Dasa aksara tersebut terbentuk dari dua jenis aksara suci, yaitu panca tirta dan panca brahma.
yang disebut panca tirta, adalah sebagai berikut:
1.    sang sebagai tirta sanjiwani, untuk pangelukatan (membersihkan).
2.    Bang sebagai tirta kamandalu, untuk pangeleburan (menghancurkan).
3.    Tang merupakan tirta kundalini, utuk pemunah (menghilangkan).
4.    Ang merupakan tirta mahatirta, untuk kasidian (agar sakti).
5.    Ing merupakan tirta pawitra, untuk pangesengan (membakar).
Ini yang dikatakan panca brahma, berada dalam diri manusia. Ini aksaranya;
1.    Nang disimpan di suara.
2.    Mang disimpan di tenaga
3.    Sing disimpan di hati/perasaan
4.    Wang disimpan di pikiran
5.    Yang disimpan di nafas.
 Kemudian balikkan hurup tersebut:
1.    Yang disimpan di jiwa
2.    Wang disimpan di guna/aura
3.    Sing disimpan di pangkal tenggorokan
4.    Mang disimpan di lidah
5.    Nang disimpan di mulut
2.2 Kegunaan dan Kesaktian Dasa Aksara
    Sang hyang rau menciptakan kala (waktu), kegelapan, niat (jahat yang sangat banyak, sedangkan sang hyang ketu menciptakan tiga aksara yang sangat berguna, diantaranya wreasta (ha, na, ca, ra, ka, da, ta, sa, wa, la, ma, ga, ba, nga, pa, ja, ya, nya), beserta swalalita dan modre. Sehingga jumlah hurupnya adalah dua puluh hurup.
Aksara modre bersatu dengan sembilan hurup wreasta yaitu dari ha –wa, yang kemudian disebut dasa sita. Aksara swalelita, bersatu dengan sembilan hurup wreasta lainnya yaitu dari la – nya, yang kemudian disebut ‘dasa sila’ dan ‘dasa bayu’.
Bertemu ketiga induk dari aksara suci tersebut; dasa sita, dasa sila, dasa bayu menjadi ‘dasa aksara’.
begini cara menempatkan sang hyang dasa aksara didalam badan;
§    Sa ditempatkan di jantung,
§    Ba ditempatkan di hati,
§    Ta ditempatkan di kambung,
§    A ditempatkan di empedu,
§    I ditempatkan di dasar hati,
§    Na ditempatkan di paru - paru,
§    Ma ditempatkan di usus halus,


§    Si ditempatkan di ginjal,
§    Wa ditempatkan di pancreas,
§    ya ditempatkan di ujung hati.

Ada pula yang memberikan ulasan tentang dasa aksara ini bahwa setiap aksara itu mempunyai arti sendiri-sendiri, yaitu:
•    Sa berarti satu
•    Ba berarti bayu
•    Ta berarti tatingkah
•    A berarti awak
•    I berarti idep
•    Nama berarti hormat
•    Siwa berarti Siwa
•    Ya berarti yukti
Ini rangkuman intisari dari sastra yang berjumlah lima hurup, yang digunakan untuk memuja tuhan, memanggil, menghaturkan persembahan, memohon anugrah dari tuhan YME, diantaranya:
§    mantra untuk memuja tuhan, Mang Ang Ong Ung Yang.
§    mantra untuk memanggil agar tuhan berkenan hadir, Ang Ong Ung Yang Mang
§    mantra untuk mempersembahan sesajen jamuan dari kita, Ong Ung Yang Mang Ang
§    mantra untuk memohon anugrah dari tuhan YME, Ung Yang Mang Ang Ong
yang disebut Panca tirta, ini aksaranya:
§    Sang sebagai tirta sanjiwani, untuk pangelukatan (membersihkan).
§    Bang sebagai tirta kamandalu, untuk pangeleburan (menghancurkan).
§    Tang merupakan tirta kundalini, utuk pemunah (menghilangkan).
§    Ang merupakan tirta mahatirta, untuk kasidian (agar sakti).
§    Ing merupakan tirta pawitra, untuk pangesengan (membakar).
Ini yang dikatakan panca brahma, berada dalam diri manusia. Ini aksaranya;
§    Nang disimpan di suara.
§    Mang disimpan di tenaga
§    Sing disimpan di hati/perasaan
§    Wang disimpan di pikiran
§    Yang disimpan di nafas.
Kemudian balikkan hurup tersebut:
§    Yang disimpan di jiwa
§    Wang disimpan di guna/aura
§    Sing disimpan di pangkal tenggorokan
§    Mang disimpan di lidah
§    Nang disimpan di mulut
Ini menyimpan Rwa bhineda (dua sisi dunia), ini suaranya; Ong Ung. Ong di hati putih, ung di hati hitam. Ung di empedu, ong di pancreas. Ong di dubur, ung di usus.
Catur dasa aksara ini terdiri atas: sa-ba-ta-a-i ditambah na-ma-si-wa-ya, serta digabung dengan ang-ung-mang dan ong-kara yang erat kaitannya dengan catur-dasa-bayu, suatu kekuatan yang ada di dalam buana alit dan buana agung, yang memungkinkan manusia dan dunia hidup dengan wajar.
Ini menyimpan Rwa bhineda (dua sisi dunia), ini suaranya; Ong Ung.
•    Ong di hati putih, ung di hati hitam.
•    Ung di empedu, ong di pankreas.
•    Ong di dubur, ung di usus.
Menurut Lontar Kanda Pati, jika manusia dapat menguasai cara penggunaan pangangge sastra atau sastra busana, maka dia dianggap telah menguasai ajaran Durga, dewi kematian yang ada di kuburan.. Seseorang yang mampu mempergunakan wisah, yakni, huruf h, maka orang tersebut akan mampu melakukan aneluh, membencanai orang lain. Bila dia mampu mempergunakan aksara wisah dan taling maka dia dapat melakukan tranjana (ilmu sihir). Kalau dia mampu mempergunakan wisah dan cecek, maka dia akan dapat melaksanakan hanuju, menunjukkan kekuatannya ke suatu sasaran yang tepat.
Seseorang yang dapat memanfaatkan busana sastra wisah, taling, cecek, dan suku sekaligus maka dia dapat menjadi leak. Dia adalah seorang leak ahli bathin yang amat besar.
Setiap aksara apalagi setelah digabungkan beberapa aksara sehingga menjadi dasa aksara, panca aksara, catur aksara, tri aksara, dwi aksara, dan eka aksara mempunyai gambar atau lambang sendiri-sendiri dengan kekuatan bayu atau vayu yang dapat dimanfaatkan untuk kebaikan dan kesehjateraan umat manusia. Tetapi ada pula orang yang mempelajari aksara ini dengan tujuan untuk membuat sakit orang lain, sehingga dia disebut balian pangiwa. Hal ini tentunya tidak dikehendaki oleh umat manusia..



BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ajaran Tri murti dan meditasi 10 (dasa) aksara saling melengkapi, dimana mengajarkan kita memahami Tuhan dengan amat sederhana, dan menyederhanakan pikiran karena pikiranlah sumber dari segala keinginan, yang membawa kita pada penderitaan, bahkan kita semakin jauh dari tujuan hidup yaitu Moksa ( Pembebasan dari ketrikatan) dan tak jarang kita menjadi tidak percaya dengan Moksa(pembebasan) tersebut.
Trimurti dan Meditasi 10 (dasa) Aksara memberikan gambaran bahwa Hindu yang berkembang di Bali menjadi berbeda dengan yang ada di mana-mana, bahkan dengan yang ada di India, karena leluhur pendahulunya menggunakan aksara Dewa Nagari hasil perpaduan antara huruf Palwa dan sansekerta.
3.2 Saran
Apa bila ada kekurangan dan kesalahan yang penulis buat, penulis meminta maaf yang sebesar-besarnya. Tak ada gading yang tak rentak, begitu juga tak ada manusia yang sempurna,yang sempurna hanyalah Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar